BAB
15
Sampai di klinik , Putri telah di
tempatkan di sebuah bilik sementara menanti tibanya waktu untuk Putri bersalin.
Melihat muka Putri yang menahan
kesakitan membuatkan hatinya gundah gulana. Kalaulah Putri itu halal baginya
sudah lama di peluknya Putri. Menghilangkan rasa kesakitan itu.Makanan
disuapnya ke mulut Putri supaya Putri mempunyai kekuatan untuk bersalin.
Pada Hakimi juga di khabarkan yang
Putri akan bersalin bila-bila masa saja. Tetapi Hakimi dan Nina Karina kini
berada di utara tanah air. Mereka hanya akan kembali dua hari lagi. Pada Qaisar
mereka berpesan supaya menjaga Putri Alya Maisarah baik-baik.
Berjam-jam menunggu Putri Alya
Maisarah menahan kesakitan hingga tiba waktu Putri di masukkan ke bilik
bersalin. Betapa siksanya dia melihat seorang wanita untuk melahirkan seorang
anak. Bila dia berkahwin nanti dia akan menghargai isterinya. Isteri yang akan
melahirkan zuriatnya.Siapa? Hanya Allah yang tahu…..
Kini Putri Alya Maisarah sudah
selamat melahirkan seorang bayi lelaki yang comel dan putih kemerahan. Sebiji
wajah Putri Alya Maisarah. Hidung mancung dan mata yang hitam pekat seperti Ady Ikram.
Sayangnya Putri tidak membenarkan
Qaisar masuk ke dalam bilik bersalin bersamanya kerana Qaisar bukan yang halal
baginya. Qaisar akur permintaan Putri itu asalkan Putri selamat bersalin.
Mendengar bunyi tangisan bayi dari
bilik bersalin membuatkan hati Qaisar berdebar-debar.Mudah-mudahan Putri dan
anaknya selamat. Hanya itu yang di doakannya selama menunggu Putri berada di
dalam bilik bersalin.
"Bagaimana dengan Putri?
"Puan Sri Rohana menerpa ke arah
anaknya.Di belakang Puan Sri Rohana kelihatan Tan Sri Amiruddin mengikut dari
belakang. Mereka baru saja tiba dari Singapura.
Kalau
nak diikutkan kerja di Singapura itu adalah kerja Qaisar tapi melihatkan Putri
sudah sarat dia meminta ayahnya mengantikan tempatnya.Mujurlah dia membatalkan
pemergiannya ke sana.Jika tidak susah juga jika dia tak ada di sini. Sudahlah
Hakimi dan isterinya ada tugas di tempat lain.
"Ha! Qai…..Bagaimana dengan
Putri?" Soal Tan Sri Amiruddin pula.
"Putri masih berada di dalam
bilik bersalin mama …..ayah."
"Insya-Allah! Mudah-mudahan
Putri selamat bersalin." Kata Tan Sri Amiruddin. Dia pun tak sabar nak
pegang anak Putri. Macamlah bayi itu cucunya.Yalah! Tumpang cucu orang pun apa
salahnya.Monolog Tan Sri Amiruddin dalam hati.
"Siapa waris Putri Alya
Maisarah?" Tanya seorang jururawatyang baru saja keluar sambil menbawa seorang bayi yang sudah
berbalut dengan selimut berwarna biru.Disebelahnya berdiri seorang wanita yang
selalu memeriksa Putri.Itulah doktor Ellina. Doktor yang menjaga Putri Alya
Maisarah.
Laju saja Qaisar menghampiri
jururawat dan doktor Ellina.
"Saya waris Putri Alya
Maisarah." Mata Qaisar ralit memerhati baby
di dalam pelukan jururawat itu. Comel,getusnya dalam hati.
"Isteri encik telah selamat
bersalin dan ini anak encik. Tahniah encik mendapat anak lelaki.Kami dah
bersihkannya. Encik boleh azankan sekarang. Sekejap lagi nurse akan mengambil bayi ini semula. Isteri encik pula kami akan
tempatkan ke wad sebentar lagi."Qaisar mengucapkan terima kasih kepada
doktor dan jururawat itu.
Alhamdulillah!Semuanya sudah
selamat.
Kini bayi yang masih merah itu
berada di dalam pelukannya. Jatuh air matanya bila bibirnya menyentuh pipi mongel
bayi itu. Sayu hatinya bila mengenangkan
bayi itu tidak pernah mengenali ayahnya sendiri.
Qaisar berjanji dia akan memberikan
sepenuh kasih dan sayang pada bayi Putri. Hingga anak itu tidak terasa
kehilangan ayahnya. Tanpa di sedarinya ayah dan mamanya turut berdiri
berhampirannya.
"Qai! Apa tunggu lagi? Cepat
azankan bayi ini. Ayah pun tak sabar nak peluk cucu ayah ni. Pipi merah itu
diciumnya." Alangkah indahnya kalau baby ini cucunya.Angan Tan Sri
Amiruddin.
"Comelnya dia Hana," bisik
Tan Sri Amiruddin pada isterinya. Takut kalau-kalau baby itu menangis.
"Qai! Cepatlah. Mama pun dah
tak sabar nak peluk baby comel
ni." Pipi baby itu menjadi
mangsa ciuman Puan Sri Rohana.Geram melihatkan bayi yang comel itu.
"Mama tolong pegang sekejap,
Qai nak ambil wuduk." Bayi itu di serahkan pada mamanya. Cepat saja
mamanya menngambil alih mendukung baby
itu.
"Comelkan baby ini?" Tanya Puan Sri Rohana pada Tan Sri Amiruddin.
"Yalah! Hana….. abang pun geram
tengok bayi secomel ini.Sekali lagi pipi mongel itu menjadi mangsa ciuman Tan
Sri Amiruddin. Mengeliat baby itu
bila terkena janggut Tan Sri Amiruddin.
Setelah selesai berwuduk dan
mengazankan baby itu. Baby itu diserahkan semula pada
jururawat tadi.
"Abang…..kalau baby tadi cucu kita seronokkan
bang?"Entah bilalah anak mereka Qaisar akan menikah. Mereka berdua pula
bukan jenis ibubapa yang memaksa anak dalam soal jodoh.
"Kita berdoa saja satu hari
nanti akan terbuka pintu hati Qai untuk berumah tangga."Pujuk Tan Sri
Amiruddin.
"Insya-Allah bang ,itulah yang
selalu Hana doakan."Mereka diam bila Qaisar mendekati mereka.
Bayi itu diserahkan pada Qaisar untuk di azankan. Terkial-kial Qaisar mendukung bayi itu. Belum biasa memegang bayi.
Elok-elok pegang Qai, tegur mamanya.
Qaisar hanya tersenyum sambil merenung bayi comel itu.Anak daddy.Katanya dalam hati.
*************
Hati Ady Ikram sejak semalam rasa
tak tenteram. Entah kenapa? Dia sendiri tidak tahu.Semoga keluarganya di sana
sihat-sihat selalu. Semoga isterinya dilindungi Allah sentiasa.Dia sudah
berazam ,bila cuti sem nanti dia akan kembali untuk mencari isterinya.Hanya
beberapa hari lagi cuti sem akan bermula.
Entah di mana dia harus bermula
mencari isterinya?Kesilapannya meninggalkan Putri Alya Maisarah amat
dikesalkannya.
Kenapalah dia begitu bodoh dan tak
berperikemanusiaan.Pada siapa dia harus bertanya sedangkan Putri Alya Maisarah
adalah isterinya. Kalau datin Aminah tahu tentu teruk dia kena marah. Mujurlah
dia terfikir nak bagi kad kredit dan kad
ATM pada isterinya.
Tapi kad kredit itu hanya digunakan
isterinya untuk membeli barangan dapur dan pakaian. Sikap berjimat cermat isterinya amat
disenanginya. Kad ATM pula memang dah dibuat atas nama isterinya.
"Tunggulah sayang, satu hari
nanti kita akan bertemu semula.Sabarlah menanti kepulangan abang. Kini tahulah
dia amat mencintai Putri Alya Maisarah.Mungkin inilah dugaan mereka sebagai
suami isteri.
********
Mereka menuju ke wad yang
menempatkan Putri Alya Maisarah. Bilik perseorangan yang mewah Qaisar tempah
untuk Putri. Semuanya untuk keselesaan Putri.
Semasa masuk ke bilik yang
menempatkan Putri mereka lihat Putri sedang tidur.Mungkin keletihan setelah
melahirkan baby tadi.
"Qai…..mama ingat mama nak
balik dulu. Tadi mama datang terus selepas balik dari Singapura.Balik rumah pun
belum. Putri pun tengah tidur. Letihlah tu.Biarkan dia berehat. Kirim salam
kami pada Putri."Muhammad Qaisar sempat bersalaman dengan mama dan ayahnya
sebelum mereka balik.
Sepeninggalan mereka Qaisar
membetulkan selimut supaya Putri selesa. Direnungnya wajah cantik Putri. Kenapa
Ady Ikram tak terpikat pada Putri. Sedangkan dimatanya Putri seorang yang
cantik. Kulitnya yang putih bersih dan hidung yang mancung macam Maya Karin.
Mungkin Ady Ikram sudah terlalu lama mengenali Putri hingga tidak ada perasaan
cinta pada Putri. Kesiannya Putri.
Qaisar tahu Ady Ikram ada balik
untuk mencari Putri. Untuk apa? Bila ditanya , Ady Ikram enggan menceritakan
padanya kenapa dia kembali?Adakah Ady Ikram kembali untuk mencari Putri?Waktu
itu Putri sudah hampir bersalin. Risau kalau-kalau berita yang di bawa Ady
Ikram nanti memudaratkan kesihatan Putri. Qaisar mengelak untuk berjumpa dengan
Ady Ikram. Mujurlah semasa Ady Ikram kembali ke Malaysia dulu dia sedang berada
di luar daerah dan sedang menyiapkan kerja-kerjanya sebelum bercuti untuk
menemani Putri bersalin.
Qaisar tahu dia bersalah kerana
tidak menceritakan tentang Putri Alya Maisarah pada Ady Ikram tetapi kesihatan
Putri membuatkan dia merahsiakan semua itu. Insya-Allah! Satu hari nanti bila
Ady Ikram telah kembali dia akan mempertemukan mereka berdua.
Putri membuka matanya bila terasa
ada seseorang berhampirannya.
"Abang Qai…..ingatkan siapa
tadi? Dah lama abang di sini?" Soal Putri.Lemah saja suaranya.
"Sejak Putri di masukkan ke wad
abang belum balik ke rumah. Mama dan ayah kirim salam."Salam dari kedua
orang tuanya di sampaikan pada Putri.
"Waalaikumussalam! Mana mama
dan ayah?" Tanya Putri Alya Maisarah. Matanya mencari di dalam wad itu.
Tiada siapa di situ melainkan mereka berdua saja di dalam bilik itu.
"Mama dan ayah dah balik.
Mereka datang terus dari Singapura. Baru balik dari perbincangan dengan
pelabur.Sepatutnya abang Qai yang pergi tapi abang Qai minta ayah yang gantikan
tempat abang."
"Putri pun dah selamat
bersalin. Abang pergilah buat kerja abang. Bawakan kak Mas ke sini untuk
menjaga Putri."Pesan Putri.
"Kenapa Putri tak nak abang
yang menjaga Putri?"Tanya Qaisar.
"Putri rasa lebih baik kak Mas
yang menjaga Putri. Abang tumpukan pada pekerjaan abang. Selama ini pun abang
sibuk dengan Putri.Sekarang biarlah kak Mas yang menjaga Putri.Lagi pun kak Mas
mesti berpengalaman dalam soal menjaga orang bersalin ni.Bolehkan abang Qai?
Tanya Putri Alya Maisarah.
"Baiklah nanti abang minta pak
Samad bawakan kak Mas ke sini."Akhirnya Qaisar mengalah juga dengan Putri.
Segala kemahuan Putri diturutkannya.
Bunyi pintu di buka
membuatkan mereka berdua memandang ke arah pintu.Masuk seorang jururawat sambil
membawa seorang bayi.
"Puan boleh susukan anak puan
sekarang." Bayi itu diserahkan pada Putri Alya Maisarah.
"Anak mama……."pipi mongel
anaknya dicium. Dibeleknya jari tangan dan kaki anaknya. Dibilang hingga
sepuluh. Alhamdulillah! Sempurna anaknya.Bisiknya dalam hati. Ditatap mata
hitam anaknya. Seperti mata abang Ady.Bisiknya dalam hati.
Bunyi tangisan membuatkan Putri Alya
Maisarah tersedar dari lamunannya.
Ditepuknya lembut anak itu. Makin
kuat anak itu menangis.
"Abang!
Tolong , Putri tak tahu nak buat apa?" Kalut Putri memanggil Qaisar.
Tersenyum Qaisar melihat kekalutan Putri.
********
Untuk pembaca yang di sayangi, ini adalah n3 yang terakhir. Wah! Banyaknya kerja kak Reen lepas ni. Nak siapkan semua manuskrip tak semudah nak masukkan n3 ke dalam blog ini. Doakan kak Reen berjaya menyiapkan manuskrip ini semua.
Kepada semua yang sentiasa menyokong kak Reen ,terima kasih semua. I love you all.
La lepas ni rindu saya.
ReplyDeletemenarik...bila nak sambung nie..
ReplyDelete